Ayah tentu juga bisa ikut berperan sebagai motivator bagi anak untuk terus mengembangkan diri
Ketika ayah banyak terlibat dalam soal pendidikan anak, mulai ikut mengajari anak pelajaran sekolah hingga mengambil rapor tadi, anal-anak akan mengerti bahwa ayah mereka juga menyayangi mereka. Mereka juga mengerti bentuk sayang tak selalu uang atau dibelikan mainan baru saja.
Ayah mampu melihat potensi
Bagaimanapun ayah sebenarnya pengambil keputusan utama di rumah tangga. Dengan terlibat banyak dalam pendidikan anak, termasuk mendengarkan langsung dari wali kelas/guru anak soal perkembangan anak, ayah mampu melihat potensi anak yang mungkin bisa dikembangkan.
Sebagai motivator bagi anak
Ayah tentu juga bisa ikut berperan sebagai motivator bagi anak untuk terus mengembangkan diri sang anak dan agar anak terus bertumbuh dalam prestasi terbaik versi mereka. Anak-anak belajar dari ayahnya tentang kepemimpinan juga.
Anak tak bias gender
Ini juga salah satu alasan penting bagi ayah yang banyak terlibat dalam pendidikan anak, yaitu agar anak tak bias gender. Anak akan mengetahui bahwa baik ibu yang perempuan dan ayah yang laki-laki, sama-sama bekerja sama dalam rumah tangga dalam segala hal, tanpa membedakan gendernya, termasuk dalam pendidikan tadi.
Pada akhirnya, kesempatan untuk membesarkan dan membersama mereka ada pada kedua orang tuanya, ayah dan ibu.
Upaya sekolah untuk mewajibkan ayah mengambil rapor anak juga harus disikapi secara slot pulsa tanpa potongan gacor positif. Artinya, pihak sekolah sudah ikut berperan menjadikan ayah sebagai bagian dari pendidikan anak dalam jangka panjang.
Semoga bermanfaat.
Mampukah Indonesia Menghapus Kutukan Runner-up?
Piala AFF 2022 sedang berlangsung. Indonesia masih melaju ke semifinal setelah menjadi runner-up di grup A mendampingi Thailand sebagai juara grup.
Sementara di grup B, Vietnam memimpin sebagai juara grup diiringi Malaysia sebagai runner-up grup B.
Awalnya, saya tidak berminat menjadi pengamat kompetisi sepak bola Asia ini. Saya sudah ketinggalan banyak sesi pertandingan karena kabarnya TV analog dibekukan.
Ditambah saya sedang dilanda malas yang luar biasa, yang mungkin lebih disebabkan faktor psikis. Seminggu dua minggu ini saya seperti hidup di awang-awang. Eh…