Alasan Kenapa Bagnaia Pembalap Ducati Tidak Mengharapkan Bantuan Dari Rekan Setimnya
Alasan Kenapa Bagnaia Tidak Mengharapkan Bantuan Dari Rekan Setimnya
Manurut situs beritague.com Ada alasan lain mengapa Bagnaia fokus pada performa sendiri dan tidak mengindahkan uluran tangan. Faktor pertama adalah keunggulan Desmosedici GP22 yang ditungganginya atas YZR-M1 yang dinaiki Quartararo.
Pertimbangan kedua tidak kalah krusial. Sejarah menunjukkan pertolongan rekan sepabrikan justru kerap menghadirkan petaka. Lagipula, tidak ada jaminan rekan bakal membantu.
Contoh pertama terjadi puluhan dekade lalu. Honda memutuskan pergi dari kompetisi pada 1967. Langkah tersebut memudahkan Yamaha untuk mendominasi.
Tiga Garpu Tala pun menyusun skenario untuk musim 1968. Phil Read diplot sebagai juara 125cc dengan Bill Ivy dipersiapkan berjaya pada 250cc. Sebagai gambaran, ketika itu pembalap bisa turun di dua kelas berbeda.
Awalnya rencana berjalan mulus. Read mengamankan takhta juara dunia pada seri Republik Ceko di Situs Judi Slot Online Terpercaya, atau ketujuh dari 10 lomba. Namun, dia kemudian memberontak.
Read merasa tidak puas dengan gelar juara dunia ketujuh yang baru direbutnya. Dia memberitahu Ivy dan Yamaha niatnya merebut titel ganda di musim tersebut.
Sosok kelahiran Bedfordshire itu lalu mengalahkah Ivy pada seri pamungkas di Monza. Capaian tersebut membuat koleksi poinnya sama dengan Ivy di klasemen 250cc. Jumlah kemenangan mereka di kelas tersebut juga identik yakni lima.
Panitia akhirnya menghitung total kemenangan di dua kelas 125cc dan 250cc demi menemukan pembeda. Kali ini Read unggul atas Ivy (11 berbanding 7) hingga akhirnya ditahbiskan sebagai juara dunia 250cc.
Pengalaman pahit itu mengganggu mental Ivy. Dia langsung berpaling ke persaingan roda empat, sebelum kembali membalap motor.
Ivy tewas tragis akibat kecelakaan pada latihan bebas seri Sachsenring di kelas 350cc 1969. Di sisi lain, Read terus berkarier dan memenangkan gelar juara dunia.
Niat ingin bersaing antarpembalap juga berpeluang menciptakan kesalahan. Dani Pedrosa melakukannya pada MotoGP 2006.
Rekan setimnya di Repsol Honda Nicky Hayden berkuasa di puncak klasemen sementara dengan memimpin 12 angka atas Valentino Rossi. Dia bakal mempertahankan status karena menduduki peringkat tiga balapan di Portugal, atau kedua sebelum penutup, belakang Rossi dan Colin Edwards. Sementara Pedrosa berada di urutan empat.
Dalam kecepatan tinggi usai trek lurus, Pedrosa terlambat mengerem saat memasuki tikungan kiri. Dia tergelincir hingga menyapu Hayden.
Keunggulan yang dimiliki Hayden atas Rossi pun menguap. Rossi balik memimpin delapan angka jelang seri pamungkas di Valencia.
Beruntung kesalahan tersebut tidak mengganggu usaha Hayden. Dia menduduki takhta juara dunia setelah menempati podium tiga di Sirkuit Ricardo Tomo, dengan Rossi gantian terjatuh. Rossi bisa kembali naik motor tapi cuma bisa finis di peringkat 13.
Pedrosa belajar dari kesalahan. Dia melindungi Hayden dari posisi empat nyaris sepanjang balapan tanpa pernah mendekatinya.